Minggu, 20 Oktober 2013

Semburat bahagia telah terpancar pada tiap diri muslim-muslimah atas datangnya bulan yang penuh berkah ini, yaitu 10 Dzulhijjah. Dimana hari tersebut diperingati sebagai hari raya Idul Adha. Idul Adha merupakan bulan dimana kita dapat menjalankan syariat Islam yaitu berqurban. Dari kebiasaan berqurban itu banyak orang menyebut Idul Adha sebagai hari raya qurban. Sebutan itu menjadi kalimat umum dan sering kita dengar jika datang Idul Adha. Qurban merupakan menyembelih binatang ternak (domba, kambing, sapi, kerbau, unta, dan lain-lain) guna mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pada waktu tertentu (10,11,12, dan 13 Dzulhijjah). Penyembelihan ini telah ditentukan cara, obyek, dan waktunya. Sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-Qur'an yang menjadi pedoman umat muslim. Jika pelaksanaan qurban diluar ketentuan, hal itu tidak bisa disebut sebagai qurban, tetapi ibadah biasa. Qurban berawal dari kisah Nabi Ibrahim as. yang telah mendapat perintah dari Allah untuk menyembelih anak semata wayangnya Ismail. Hal tersebut sangat mengejutkan Ibrahim. Sebab Ismail merupakan anak yang sangat disayangi Ibrahim. Akan tetapi, Ibrahim tidak berhenti sampai disitu saja. Demi ketaqwaan dan ketaatan kepada Allah, ia rela mengorbankan anaknya demi Allah. Keesokan hari, Ibrahim menceritakan mimpinya kepada Ismail bahwa Ibrahim mendapat perintah dari Allah untuk menyembelihnya. Ismail rela dan menerima jika ia akan disembelih. Peristiwa penyembelihan Ismail akan berlangsung beoknya. Ismail bingun dan gelisah. Apalah dia benar-benar disembelih / tidak. Tapi sifat tegar menerima takdir ia tunjukkan dengan rela disembelih. Pagi telah menjelang dan prosesi penyembelihan Ismail akan segera berlangsung. Dengan rasa sedih Ibrahim membaringkan Ismail dan menyembelihnya. Sebelum Ismail disembelih, dengan izin Allah. Allah mengganti Ismail dengan seekor domba. Ibrahim tidak dapat membendung kesedihan setelah menyembelih anaknya Ismail. Ternyata Ismail masih hidup dan yang telah disembelih Ibrahim adalah seekor domba. Allah hanya ingin menguji ketaatan dan ketaqwaan Ibrahim kepada-Nya dengan jalan tersebut. Hakikatnya Ibrahim rela berkorban demi Allah walaupun kehilangan suatu yang sangat disayangi. Peristiwa itu bertepatan pada tanggal 10 Dzullhijjah. Demi menghormati hari itu, maka diperingati sebagai hari raya Idul Adha, sehingga setiap Idul adha banyak orang yang menyembelih binatang ternak untuk dibagikan kefakir miskin sebagaimana Ibrahim menyembelih Ismail. Dengan demikian sejarah berqurban merupakan hasil ujian dari Allah kepada Nabi Ibrahim dalam mempertahankan ketaatan dan ketaqwaan kepada Allah. Kita patut meneladani ketaatan dan ketaqwaan Ibrahim kepada Allah dengan rela berkorban hanya kepada Allah.